Keputihan merupakan kondisi yang biasa terjadi pada wanita. Hal ini dapat menjadi penanda seseorang menjelang haid, namun keputihan juga dapat menjadi tanda kehamilan secara tidak disadari. Meskipun nampak sama, ada perbedaan yang antara dua kondisi tersebut. Pada kehamilan, keputihan biasanya memiliki tekstur lebih kental, berwarna putih susu, dan tidak berbau. Sementara keputihan sebelum haid cenderung lebih cair dan bisa berwarna kekuningan.
Keputihan adalah cairan yang keluar dari vagina yang berfungsi membersihkan dan melindungi vagina dari infeksi. Keputihan bisa bervariasi, mulai dari bening hingga putih susu, tergantung siklus menstruasi atau kondisi tubuh. Untuk mengetahui lebih lanjut perbedaan keputihan, simak penjelasan berikut ini.
Ciri Keputihan Tanda Haid
Keputihan wajar terjadi pada wanita saat mendekati periode menstruasi. Kondisi ini memiliki volume yang tidak terlalu banyak yakni kurang lebih 4 ml per hari. Keputihan sebelum haid biasanya memiliki beberapa ciri yang khas, seperti berikut:
- Masa ovulasi: Cairan keputihan berwarna putih dan nampak bersih, elastis, berair, dan jumlahnya tidak sebanyak saat sebelum ovulasi.
- Pasca ovulasi: Biasanya terjadi selama masa subur atau 14 hari. Jumlah keputihan sedikit namun memiliki tekstur yang lebih tebal.
- Sebelum menstruasi: Keputihan berwarna putih dengan sedikit kekuningan, dapat terjadi beberapa hari dan volumenya tidak terlalu banyak.
- Pasca menstruasi: Cairan keputihan memiliki warna kecoklatan dan mirip dengan flek yang biasanya terjadi setelah menstruasi.
Ciri Keputihan Tanda Hamil
Tanda kehamilan tidak hanya ditunjukkan melalui menstruasi yang telat saja, tetapi keputihan juga menjadi tanda kehamilan yang terjadi di awal minggu. Sayangnya masih banyak yang belum menyadari ini dan menganggap keputihan biasa terjadi atau karena menjelang haid. Inilah ciri-ciri keputihan tanda hamil yang perlu Anda ketahui:
1. Tekstur Lebih Kental dan Berwarna Seperti Susu
Jika dibandingkan dengan keputihan biasa, keputihan tanda hamil memiliki tekstur yang lebih kental. Tetapi, perlu dipastikan bahwa tidak ada gejala lain seperti bau yang tidak sedap, rasa gatal atau terbakar.
Perbedaan lain juga terdapat pada warnanya yang cenderung putih susu atau agak keruh, berbeda dengan keputihan yang bening pada kondisi normal.
2. Jumlah Keputihan Lebih Banyak
Salah satu ciri-ciri kehamilan yakni terjadinya keputihan dalam jumlah yang banyak. Hal ini dikarenakan pada awal kehamilan hormon dapat meningkat dan menyebabkan keputihan menjadi lebih banyak dari biasanya.
3. Tidak Berbau
Pada kondisi normal, keputihan tanda kehamilan tidak disertai bau tidak sedap atau bau menyengat. Apabila keputihan memiliki bau yang menyengat maka hal tersebut merupakan tanda adanya infeksi yang membutuhkan penanganan.
4. Tidak Disertai Gatal atau Nyeri
Keputihan yang normal selama kehamilan tidak menyebabkan rasa gatal atau nyeri pada area genital. Jika Anda merasakan nyeri dan gatal sebaiknya segera periksakan ke dokter agar dapat segera ditangani.
Apa Penyebab Keputihan Saat Hamil?
Tujuan dari munculnya cairan keputihan ini adalah untuk melindungi rahim dari bakteri dan mengeluarkan sel dinding vagina yang tidak aktif. Namun, keputihan dapat dipicu oleh beberapa faktor ini:
1. Peningkatan Hormon Estrogen
Saat hamil, hormon estrogen meningkat secara signifikan. Estrogen ini merangsang produksi cairan di area vagina yang berfungsi untuk menjaga kelembaban dan kebersihan. Fungsi utama keputihan ini adalah sebagai pelindung alami tubuh agar bakteri dan kuman dari luar tidak masuk ke rahim.
Pada usia kehamilan trimester pertama dan ketiga inilah biasanya terjadi keputihan akibat hormon estrogen. Meskipun keputihan meningkat selama kehamilan, namun hormon ini berperan dalam mendukung pertumbuhan dan perkembangan janin, organ reproduksi bayi, dan menjaga keseimbangan hormon yang mendukung kehamilan yang sehat.
2. Infeksi Jamur
Candida adalah jamur penyebab keputihan yang umum terjadi saat hamil. Jamur ini tumbuh lebih cepat karena perubahan hormon dan peningkatan kadar gula dalam tubuh. Tanda keputihan yang disebabkan oleh infeksi jamur yaitu warna cairan putih kental, gatal, kemerahan dan iritasi. Infeksi jamur cukup umum terjadi selama kehamilan, namun perlu diobati agar tidak menyebabkan ketidaknyamanan yang berlebihan.
3. Infeksi Vaginosis Bakterial
Vaginosis bakterial adalah infeksi yang disebabkan oleh ketidakseimbangan bakteri alami di vagina. Biasanya, bakteri baik yang melindungi vagina berkurang dan bakteri jahat berkembang biak. Gejala keputihan karena vaginosis bakterial termasuk keputihan berwarna abu-abu atau kuning dengan bau amis yang kuat. Ini berbeda dengan keputihan normal selama kehamilan yang tidak berbau.
Cara Mengatasi Keputihan Saat Hamil
Berikut ini merupakan sejumlah cara yang dapat dilakukan untuk emngatasi keputihan saat hamil:
1. Bersihkan Kulit Sekitar Vagina
Untuk menjaga kebersihan, cuci vagina dengan air secara lembut. Selain itu, gunakan handuk bersih untuk mengeringkannya agar area kewanitaan tetap kering dan terhindar dari infeksi.
2. Kompres Air Dingin di Area Vagina
Jika merasa tidak nyaman, kompres air dingin di sekitar vagina bisa membantu meredakan iritasi atau gatal.
3. Hindari Penggunaan Produk Pembersih Area Kewanitaan
Jangan menggunakan sabun, pewangi, atau produk pembersih area kewanitaan yang dapat menyebabkan iritasi, infeksi, dan mengganggu keseimbangan alami bakteri baik di vagina.
4. Pastikan Apakah Ini Proses Fisiologis atau Patologis
Kini kita dapat memastikan klinis keputihan apakah fisiologis atau lebih mengarah ke patologis demgan caravmemeriksakan sekret keputihan tersebut di labiratorium, untuk melihat rasio kumannya, atau yang dikenal dengan NUGENT SCORE. Hasil penilaian ini berupa angka/nilai yg punya kategorial normal, intermediate dan patologis. Sehingga dari hasil tersebut kita bisa lebih memahami gejala klinis diri kita pada tahapan yang bagaimana
Itulah beberapa ciri keputihan yang menjadi penanda kehamilan atau menjelang haid. Secara garis besar, keputihan tanda hamil dan haid memiliki perbedaan yang bisa dikenali dari tekstur, warna, dan jumlahnya. Meskipun normal terjadi, tetapi penting bagi Anda untuk mengenali ciri keputihan agar mengetahui kondisi tubuh. Jangan lupa, menjaga kebersihan area kewanitaan untuk mencegah terjadinya infeksi. Jika keputihan berubah warna, berbau, atau disertai rasa gatal dan nyeri, segera periksakan diri ke dokter agar mendapatkan penanganan yang tepat. Yuk, jaga kesehatan reproduksi mulai dari sekarang!
Artikel ditulis oleh dr. Probo Mangastomo, Sp.OG (Dokter Spesialis Kebidanan Kandungan RS EMC Pekayon).