Henti jantung dan serangan jantung sering kali disalah artikan sebagai kondisi yang sama, padahal keduanya merupakan dua masalah kesehatan yang berbeda. Meskipun sama-sama mengganggu kinerja jantung, tetapi keduanya memiliki penyebab, gejala, serta memerlukan penanganan yang berbeda. Lalu, apa penyebab terjadinya henti jantung dan serangan jantung? Yuk, kenali perbedaannya pada artikel berikut.
Penyebab yang Harus Diwaspadai
Diperhatikan dari penyebabnya, kondisi henti jantung dan serangan jantung memiliki perbedaan yang menonjol . Berikut ini penjelasannya:
- Henti Jantung: Kondisi ini terjadi saat jantung berhenti berdetak secara tiba-tiba dan terdapat gangguan pada sistem listrik jantung. Hal ini menyebabkan jantung tidak mampu memompa darah ke seluruh tubuh.
- Serangan Jantung: Masalah kesehatan ini terjadi ketika aliran darah ke bagian tertentu dari otot jantung berhenti atau berkurang drastis akibat penyumbatan di arteri koroner. Ini menyebabkan kerusakan pada otot jantung karena kekurangan oksigen.
Apa Gejala yang Menandai?
Kondisi henti jantung dan serangan jantung dapat dibedakan dari gejala yang ditimbulkan karena memiliki ciri khas masing-masing.
1. Henti Jantung
Karena henti jantung disebabkan oleh masalah kelistrikan pada jantung yang menyebabkannya berhenti berdetak secara tiba-tiba, maka penderita akan mengalami:
- Hilang kesadaran secara tiba-tiba
- Denyut nadi tidak ditemukan
- Lama kelamaan disertai henti napas
2. Serangan Jantung
Saat terjadinya serangan jantung, jantung akan terus berdetak dan penderita tetap tersadar. Berikut beberapa gejala umum serangan jantung:
- Nyeri dada atau sesak selama lebih dari 15 menit.
- Ada penjalaran nyeri ( disertai rasa nyeri di tempat lain seperti lengan, baju, leher, punggung, rahang, ulu hari, dll)
- Kadang disertai mual/ muntah atau keringat dingin atau bahkan pingsan
Bagaimana Penanganannya?
Henti jantung dan serangan jantung membutuhkan penanganan yang cepat dan tepat untuk memperbesar tingkat penyelamatan. Namun, ada perbedaan dalam penanganan kedua kondisi ini:
1. Penanganan Henti Jantung
- Hubungi layanan darurat medis.
- Melakukan resusitasi jantung paru (CPR) dengan cepat dan benar. Cara yang dapat dilakukan yaitu menekan bagian tengah dada dengan kuat dan cepat dengan frekuensi tekanan sekitar 100-120 kali per menit.
- Gunakan Automated External Defibrillator (AED) jika tersedia. AED akan memberikan kejutan listrik ke jantung untuk mencoba mengembalikan irama jantung yang normal. Untuk cara penggunaannya, Anda dapat mengikuti panduan yang tertulis pada perangkat.
- Perawatan di rumah sakit untuk tindakan lebih lanjut, pemberian obat, atau prosedur penanganan lainnya.
2. Penanganan Serangan Jantung
- Hubungi layanan darurat medis jika seseorang menunjukkan tanda-tanda serangan jantung.
- Beri Aspirin pada penderita jika tidak alergi. Hal ini bertujuan untuk membantu mengencerkan darah dan mengurangi risiko pembekuan darah yang memperburuk kondisi.
- Berikan oksigen jika terdapat sumber oksigen di tempat terdekat. Berikan obat-obatan bila penderita memiliki resep dari dokter. Mereka bisa menggunakannya sesuai instruksi dokter untuk membantu melebarkan pembuluh darah dan meningkatkan aliran darah ke jantung.
- Perawatan lebih lanjut di rumah sakit untuk menghindari risiko buruk.
BACA JUGA : Wajib Diketahui! Inilah Pertolongan Pertama Saat Terjadi Serangan Jantung
Dalam menghadapi kondisi medis serius seperti henti jantung dan serangan jantung, pemahaman dan penanganan yang baik sangat penting untuk meningkatkan peluang keselamatan dan pemulihan. Maka, untuk mendeteksi dini kesehatan jantung sebaiknya melakukan pemeriksaan dengan berkonsultasi rutin pada dokter spesialis jantung. Selain itu, Anda dianjurkan menerapkan pola hidup sehat sejak dini (mulai saat ini) untuk menjaga kebugaran tubuh.
Artikel ditulis oleh dr. Nurul Rahayu, Sp.JP, FIHA, FESC (Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah RS EMC Pekayon).