Tak dapat dipungkiri bahwa sendi yang sehat menjadi pendukung dalam mobilitas kita sehari-hari. Apabila sendi terasa nyeri maka akan menyulitkan apabila hendak bergerak atau berpindah tempat. Salah satu penyakit yang dapat menyerang area persendian adalah rheumatoid arthritis (RA), penyakit autoimun yang menyebabkan peradangan kronis pada sendi. Karena masuk dalam kategori penyakit autoimun, maka menyebabkan sistem kekebalan tubuh yang seharusnya melindungi tubuh dari infeksi, justru menyerang jaringan tubuh sendiri, khususnya membran sinovial yang melapisi sendi. Hal ini mengakibatkan pembengkakan, nyeri, dan akhirnya dapat merusak struktur sendi secara permanen.
Bagaimana Gejala Rheumatoid Arthritis?
Gejala utama dari rheumatoid arthritis dapat dilihat sebagai berikut:
- Nyeri Sendi: Biasanya dimulai dari sendi kecil seperti jari tangan dan kaki, kemudian dapat menyebar ke sendi yang lebih besar seperti pergelangan tangan, lutut, siku, pinggul, dan bahu. Nyeri ini sering terasa lebih buruk di pagi hari atau setelah periode tidak aktif.
- Pembengkakan: Sendi yang mengalami rheumatoid arthritis dapat mengalami bengkak, memerah, dan juga terasa hangat saat disentuh. Pembengkakan ini juga bisa berlangsung selama berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan.
- Sendi Terasa Kaku: Gejala ini dirasakan pada pagi hari atau saat setelah jam produktif. Kekakuan ini dapat berlangsung selama beberapa jam dan menyebabkan aktivitas sehari-hari menjadi terasa sulit.
- Kelelahan: Penderita rheumatoid arthritis sering merasa lelah dan juga kurang berenergi sehingga dapat berdampak signifikan pada kualitas hidup mereka.
- Demam Ringan dan Penurunan Berat Badan: Pada beberapa kasus, penderita juga dapat mengalami demam ringan dan penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan.
Mengenal Penyebab Rheumatoid Arthritis
Penyebab pasti dari rheumatoid arthritis belum sepenuhnya dipahami, tetapi ada beberapa faktor yang diketahui dapat meningkatkan risiko seseorang untuk memiliki penyakit ini, antara lain:
1. Genetik
Riwayat keluarga yang memiliki rheumatoid arthritis meningkatkan risiko penyakit ini. Beberapa gen tertentu telah dikaitkan dengan peningkatan risiko rheumatoid arthritis, termasuk HLA-DRB1.
2. Faktor Lingkungan
Paparan terhadap beberapa jenis infeksi atau mikroorganisme tertentu mungkin memicu RA pada orang yang rentan secara genetik. Faktor lingkungan lain seperti polusi udara dan paparan asap rokok juga dapat berperan.
3. Hormon
Perempuan lebih sering terkena RA dibandingkan laki-laki, yang menunjukkan kemungkinan peran hormon dalam perkembangan penyakit ini. Fluktuasi hormon, seperti yang terjadi selama kehamilan atau menopause, dapat mempengaruhi gejala RA.
4. Merokok
Kebiasaan merokok juga telah terbukti meningkatkan risiko RA dan memperburuk keparahan penyakit. Merokok dapat memicu respon imun yang tidak normal dan mempercepat kerusakan sendi.
Dalam hal diagnosis rheumatoid arthritis, akan dilakukan kombinasi dari evaluasi klinis, tes laboratorium, dan pencitraan. Beberapa tes yang umum dilakukan meliputi:
- Tes darah dengan mengukur tingkat peradangan dalam tubuh (misalnya, C-reactive protein (CRP) dan laju endap darah (ESR)), serta mencari antibodi spesifik seperti faktor rheumatoid (RF) dan anti-citrullinated protein antibody (ACPA). Kehadiran RF dan ACPA dapat mengindikasikan rheumatoid arthritis, meskipun tidak selalu hadir pada semua penderita.
- Pencitraan melalui X-ray, MRI, atau ultrasound dapat digunakan untuk melihat kerusakan sendi dan peradangan. Pencitraan ini membantu dalam menilai sejauh mana kerusakan sendi dan memonitor perkembangan penyakit.
Baca Juga: Kenali Psoriasis, Radang Kulit Kronis Akibat Autoimun
Langkah Pengobatan Rheumatoid Arthritis
Tujuan pengobatan rheumatoid arthritis adalah untuk mengurangi gejala, memperlambat atau menghentikan kerusakan sendi, serta meningkatkan kualitas hidup penderita. Beberapa opsi pengobatan yang umum meliputi:
- Obat Anti-inflamasi Nonsteroid (NSAID) digunakan untuk mengurangi nyeri dan peradangan.
- Disease-Modifying Antirheumatic Drugs (DMARDs) bertujuan untuk memperlambat perkembangan penyakit dan juga dapat menghindari kerusakan pada sendi.
- Fisioterapi merupakan latihan fisik yang dipandu oleh fisioterapis dapat membantu menjaga fleksibilitas dan kekuatan sendi. Program fisioterapi sering mencakup latihan peregangan dan penguatan.
- Dalam kasus yang parah, operasi mungkin diperlukan untuk memperbaiki atau mengganti sendi yang rusak. Operasi dapat meliputi sinovektomi, perbaikan tendon, atau penggantian sendi total.
Mari Lakukan Pencegahan dan Perubahan Gaya Hidup
Meskipun tidak ada cara pasti untuk mencegah rheumatoid arthritis, beberapa langkah dapat diambil untuk mengurangi risiko dan memperlambat perkembangan penyakit yaitu dengan menjaga pola makan sehat. Makanan yang kaya akan antioksidan, seperti buah beri dan sayuran hijau, dapat membantu melindungi jaringan tubuh dari kerusakan. Tak lupa juga untuk berhenti melakukan kebiasaan merokok karena kebiasaan buruk ini tidak hanya meningkatkan risiko RA tetapi juga memperburuk gejala dan respons terhadap pengobatan. Melakukan olahraga secara teratur membantu menjaga fleksibilitas serta kekuatan otot. Aktivitas seperti berjalan, berenang, dan yoga sangat bermanfaat bagi penderita RA.
Selain itu, melakukan manajemen stres melalui teknik relaksasi seperti yoga atau meditasi dapat membantu mengelola stres, yang dapat memperburuk gejala RA. Sebaiknya hindari kegiatan yang berpotensi menyebabkan cedera sendi. Melindungi sendi dari cedera dapat membantu mencegah perkembangan RA. Menggunakan alat bantu seperti penopang atau bebat pada sendi yang rentan dapat membantu mengurangi risiko cedera.
Kini kita telah mengetahui bahwa rheumatoid arthritis adalah penyakit autoimun yang serius dan memerlukan perhatian medis yang tepat untuk mengelola gejalanya. Meskipun belum ada obat yang bisa menyembuhkan rheumatoid arthritis sepenuhnya, pengobatan yang tepat dapat membantu penderita menjalani kehidupan yang lebih nyaman dan produktif. Deteksi dini dan manajemen yang efektif adalah kunci untuk mengurangi dampak negatif dari penyakit ini. Pengetahuan tentang gejala, penyebab, dan pengobatan RA dapat membantu penderita dan keluarga mereka untuk menghadapi tantangan yang ditimbulkan oleh penyakit ini dengan lebih baik. Dukungan dari komunitas medis, keluarga, dan teman-teman juga sangat penting dalam perjalanan pengobatan rheumatoid arthritis.
Ditulis oleh dr. Robby Pratomo Putra. Sp.PD (Dokter Spesialis Penyakit Dalam – RS EMC Tangerang)