Pernahkah Anda merasakan rasa nyeri yang tajam, kesemutan, rasa tersetrum, atau mati rasa pada area tubuh? Hal-hal tersebut merupakan gejala dari saraf terjepit. Saraf terjepit, atau dalam istilah medis disebut hernia nukleus pulposus (HNP), adalah kondisi di mana saraf tertekan oleh jaringan di sekitarnya.
Mengingat saraf terjepit adalah kondisi yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari, penting untuk menghindari hal-hal yang mampu meningkatkan risiko terjadinya saraf terjepit ini. Terlebih lagi pada wanita atau orang tua yang berusia lebih dari 50 tahun, saraf terjepit akan lebih rentan untuk dialami.
Untuk menghindari kondisi saraf terjepit terjadi kepada Anda atau orang tercinta, berikut adalah beberapa tips dan trik yang dapat diterapkan.
Risiko terjadinya saraf terjepit dapat meningkat jika tidak menjaga postur tubuh dengan baik. Sebaiknya hindari posisi membungkuk, duduk dengan durasi waktu yang terlalu lama, atau tidur dalam posisi yang salah.
Pastikan untuk selalu menjaga postur tubuh dengan benar. Contohnya seperti berdiri dengan tegak, duduk dengan punggung lurus dan bahu yang rileks, gunakan kursi yang mendukung, tidak terlalu membungkuk, serta menjaga berat badan Anda seimbang pada tumpuan kedua kaki saat berdiri.
Melakukan peregangan mampu memberikan fleksibilitas dan membuat kekuatan otot dapat terjaga. Peregangan juga dapat mengurangi tekanan pada tulang belakang, sehingga mencegah saraf terjepit secara efektif.
Selain itu, melakukan peregangan dapat meningkatkan sirkulasi darah ke otot dan jaringan yang ada di sekitar tulang belakang, sehingga peradangan dan ketegangan yang bisa menyebabkan kondisi saraf terjepit dapat dihindari.
Tak hanya bermanfaat bagi tubuh, berolahraga secara rutin juga dapat mencegah terjadinya saraf terjepit. Olahraga memberikan stabilitas tambahan pada otot-otot yang terdapat di sekitar tulang, sehingga mengurangi tekanan pada saraf.
Selain itu, olahraga sebagai salah satu aktivitas fisik juga dapat meningkatkan sirkulasi darah. Sirkulasi darah yang lancar ini tentunya akan mengurangi risiko peradangan dan pembengkakan yang dapat menyebabkan kompresi saraf.
Mengangkat beban dengan teknik yang kurang tepat dapat menjadi salah satu faktor yang meningkatkan risiko terjadinya saraf terjepit. Oleh karena itu, ketika Anda sedang mengangkat beban, pastikan untuk:
- Menekuk lutut Anda menggunakan otot kaki, bukan otot punggung.
- Tetap jaga posisi punggung tetap lurus saat mengangkat beban.
- Mendekatkan beban yang Anda bawa ke arah tubuh.
- Hindari gerakan memutar tubuh saat mengangkat beban.
Dengan menerapkan teknik yang benar di atas, berat beban yang diangkat didistribusikan secara merata ke seluruh tubuh, sehingga dapat mengurangi risiko ketegangan pada area tubuh tertentu.
Gerakan yang mendadak, seperti memutar tubuh secara tiba-tiba atau mengangkat beban tanpa persiapan yang cukup juga bisa meningkatkan risiko cedera dan tekanan tiba-tiba pada otot dan saraf. Oleh karena itu, Anda dapat bergerak secara perlahan saja saat mengangkat suatu beban.
Berat badan berlebih ternyata juga berpengaruh terhadap peningkatan tekanan pada sendi dan jaringan lunak. Tekanan ini mengakibatkan peradangan dan pembengkakan di berbagai area tubuh. Tak hanya itu, berat badan berlebih juga berdampak pada postur tubuh yang buruk, mengakibatkan kompresi saraf di area tersebut. Maka dari itu, penting untuk menjaga berat badan Anda agar tetap ideal guna membantu mengurangi tekanan pada seluruh tubuh.
Setelah melakukan aktivitas seharian yang cukup padat, berilah waktu untuk badan Anda mendapatkan istirahat yang cukup. Beristirahat yang cukup dapat memberikan kesempatan bagi tubuh agar memperbaiki serta memelihara jaringan, dan mengurangi risiko ketegangan yang menyebabkan saraf terjepit.
Baca Juga: Mengenal Saraf Terjepit dan Metode BESS
Melakukan pencegahan tentunya lebih baik daripada mengobati. Oleh karena itu, pastikan Anda selalu menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh dengan menghindari hal-hal yang dapat memicu kondisi ini. Terapkan tips dan trik di atas dalam kegiatan sehari-hari untuk mencegah risiko terkena saraf terjepit serta menjaga kesehatan tubuh Anda tetap optimal.
Artikel ditulis oleh dr. I Made Buddy Setiawan, M.Biomed, Sp.OT(K)Spine (Dokter Spesialis Ortopedi dan Traumatologi, Konsultan Tulang Belakang RS EMC Cikarang, Pekayon & Sentul).