
Gastroesophageal reflux disease (GERD) atau penyakit asam lambung merupakan kondisi yang sering dikeluhkan, terutama saat menjalani puasa. Beberapa penderita GERD mungkin khawatir bahwa puasa dapat memperburuk gejala mereka. Namun, dengan manajemen yang tepat, puasa dapat dijalani dengan nyaman tanpa menyebabkan kekambuhan GERD. Berikut adalah beberapa strategi yang dapat diterapkan untuk menghindari kambuhnya GERD selama puasa.
1. Memilih Makanan yang Tepat Saat Sahur dan Berbuka
Salah satu kunci utama dalam mengontrol GERD saat puasa adalah dengan memperhatikan jenis makanan yang dikonsumsi. Beberapa tips yang dapat diterapkan:
- Pilih makanan yang mudah dicerna, seperti karbohidrat kompleks (nasi, roti gandum, oatmeal) yang dapat membantu menjaga kestabilan asam lambung.
- Hindari makanan pemicu GERD, seperti makanan pedas, asam, berlemak tinggi, dan gorengan.
- Konsumsi protein rendah lemak, seperti ayam tanpa kulit, ikan, dan tahu-tempe.
- Perbanyak serat dari sayur dan buah untuk membantu pencernaan tetap lancar.
2. Mengatur Pola Makan yang Seimbang
Selain memilih makanan yang tepat, cara mengonsumsinya juga penting dalam menghindari GERD. Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan:
- Jangan makan berlebihan saat berbuka. Mulailah dengan air putih dan makanan ringan seperti kurma, lalu lanjutkan dengan makanan utama setelah 30 menit.
- Makan dengan porsi kecil tetapi sering. Jika memungkinkan, bagi waktu makan menjadi dua kali saat berbuka dan satu kali saat sahur.
- Kunyah makanan dengan baik untuk mengurangi beban kerja lambung.
- Hindari langsung berbaring setelah makan, beri jeda minimal 2-3 jam sebelum tidur.
3. Mengontrol Pola Minum untuk Mencegah Dehidrasi
Dehidrasi dapat memicu produksi asam lambung berlebih, yang dapat memperburuk GERD. Oleh karena itu:
- Minumlah air putih dalam jumlah cukup (8-10 gelas per hari), dibagi rata antara sahur dan berbuka.
- Hindari minuman berkafein seperti kopi, teh, dan soda yang dapat memicu refluks asam lambung.
- Kurangi minuman dingin atau berkarbonasi yang bisa memperburuk gejala GERD.
4. Menghindari Kebiasaan yang Memicu GERD
Selain makanan dan minuman, beberapa kebiasaan juga dapat memperburuk GERD, seperti:
- Merokok dan konsumsi alkohol, yang dapat melemahkan katup esofagus bawah dan memicu refluks asam lambung.
- Kurang tidur atau tidur tidak teratur, karena stres dan kelelahan bisa memperburuk produksi asam lambung.
- Posisi tidur yang salah, sebaiknya tidur dengan posisi kepala lebih tinggi dari badan untuk mengurangi refluks asam lambung.
- Beraktivitas berat setelah makan, hindari olahraga atau aktivitas berat yang dapat meningkatkan tekanan pada perut setelah makan. Disarankan untuk berolahraga setelah 1-2 jam setelah makan.
5. Mengelola Stres dan Emosi
Stres dapat memicu peningkatan produksi asam lambung, yang bisa memperburuk GERD. Untuk menghindari hal ini:
- Lakukan teknik relaksasi, seperti meditasi, pernapasan dalam, atau dzikir setelah berbuka.
- Tidur yang cukup, minimal 6-8 jam sehari untuk menjaga keseimbangan hormon tubuh.
- Hindari tekanan emosional berlebihan, karena stres dapat menyebabkan produksi asam lambung meningkat.
6. Menggunakan Obat jika Diperlukan
Bagi penderita GERD yang sudah dalam pengobatan, konsultasikan dengan dokter apakah obat dapat dikonsumsi saat sahur atau berbuka.
Jika gejala GERD tetap muncul meskipun sudah mengikuti panduan ini, segera konsultasikan dengan dokter untuk evaluasi lebih lanjut.
Kesimpulan
Penderita GERD tetap bisa menjalani puasa dengan nyaman jika menerapkan pola makan sehat, menghindari pemicu GERD, menjaga pola tidur, dan mengelola stres dengan baik. Konsultasi dengan dokter sebelum puasa sangat disarankan bagi penderita GERD yang memiliki gejala berat atau sedang dalam pengobatan. Dengan strategi yang tepat, puasa bisa menjadi momen yang menyehatkan tanpa perlu khawatir akan kekambuhan GERD.
Artikel ditulis oleh dr. Steffie Simpinano Solin, M.Ked(PD), Sp.PD (Dokter Spesialis Penyakit Dalam RS EMC Cibitung).