Bayangkan ketika ada virus yang dengan diam-diam menyerang tubuh Anda, bergerak menyebar tanpa Anda sadari. Penyakit infeksi seperti hepatitis B dapat terjadi karena adanya kontak darah dengan penderita, dan virus ini bisa menyerang tanpa mengenal usia, mulai dari anak-anak sampai dengan lansia.
Bagaimana jika hepatitis B terjadi pada orang terdekat Anda? Cari tahu informasi mengenai virus ini mulai dari gejala sampai dengan pengobatannya di artikel berikut!
Apa Itu Hepatitis B?
Penyakit infeksius hepatitis B adalah sebuah penyakit yang menyerang organ vital manusia dan ditularkan dari kontak darah dengan seorang penderita.
Penularan bisa terjadi melalui hubungan seksual tanpa pengaman, penggunaan jarum suntik bersama, serta penularan dari ibu ke bayi saat melahirkan. Media penularan lainnya bisa melalui barang sehari-hari berupa sisir dan gunting kuku.
Ketahui Jenis dan Gejala Hepatitis B
Meskipun hepatitis B sendiri merupakan sebuah jenis dari penyakit Hepatitis, hepatitis B juga mempunyai dua jenis di dalamnya, yaitu :
1. Hepatitis B Akut
Hepatitis B biasanya menunjukkan tanda-tanda infeksi dalam waktu 6 bulan setelah paparan. Pada beberapa kasus, gejala mungkin tidak tampak, terutama pada anak-anak. Namun, perhatikan beberapa gejala berikut yang paling banyak muncul pada penderita hepatitis B akut yang terpapar oleh virus tersebut:
- Demam ringan
- Mual dan muntah
- Nafsu makan menurun
- Nyeri pada persedian dan otot
- Urine berwarna gelap
- Terkadang tampak kuning pada kulit dan selaput mata (penyakit kuning)
2. Hepatitis B Kronis
Setelah 6 bulan lamanya terpapar virus hinggap di tubuh dan tidak kunjung terhempas, maka akan menjadi virus hepatitis B kronis. Infeksi kronis ini dapat berlangsung seumur hidup, dan menimbulkan resiko tinggi bagi kesehatan penderita.
Dengan berkembangnya virus tersebut di dalam tubuh, maka gejala yang dirasakan juga akan lebih memburuk, seperti:
- Lelah yang berkelanjutan
- Nyeri yang menyebabkan ketidaknyamanan pada perut bagian atas
- Terkadang tampak kuning pada kulit dan selaput mata (penyakit kuning)
Penyakit lanjutan yang akan terjadi adalah penyakit serius seperti Sirosis atau pengerasan hati dan kanker hati.
BACA JUGA : Jangan Sampai Salah! Informasi Berikut Mengungkap Mitos Fakta Seputar Hepatitis
Deteksi Dini Hepatitis B Sebelum Terlambat
Jangan tunggu sampai gejala muncul, Anda bisa mendeteksi kemunculan virus hepatitis B sejak dini dengan melakukan tes darah. Berikut adalah beberapa jenis tes darah yang bertujuan untuk mendeteksi keberadaan virus hepatitis B:
1. Tes Darah
Cara pertama untuk mendekteksi adanya virus hepatitis B di dalam tubuh adalah dengan melakukan tes darah, yang mana terbagi menjadi beberapa bagian tes, seperti tes untuk mendeteksi awal infeksi virus hepatitis B, tes untuk memastikan keaktifan virus, dan juga untuk menentukan stadium virus.
2. Biopsi
Pengecekan terhadap virus hepatitis B juga dapat dilakukan dengan pengambilan sampel dari sel hati penderita hepatitis B.
3. USG
Cara lainnya untuk mengetahui adanya virus hepatitis B di dalam tubuh adalah dengan melakukan USG pada liver. Tes USG mampu menunjukkan beratnya kerusakan pada sel hati.
Lakukan Gerakan Preventif untuk Mencegah Terpapar Hepatitis B
Gerakan preventif untuk penyakit hepatitis B dapat dilakukan dengan pemberian vaksin sesuai Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 42 Tahun 2013, yang mewajibkan imunisasi hepatitis B pada anak. Vaksin ini dapat diperoleh di fasilitas kesehatan dan diberikan oleh dokter atau petugas medis sesuai usia.
Selain vaksinasi, menjaga kebersihan lingkungan juga merupakan langkah preventif untuk mencegah hepatitis B. Salah satu caranya adalah dengan tidak berbagi barang-barang pribadi seperti sisir dan gunting kuku dengan orang lain, karena dapat mengurangi risiko penularan virus.
Pengobatan pada Hepatitis B
Jika sudah terpapar virus hepatitis B, segera pergi ke dokter agar tidak salah untuk memilih langkah pengobatannya. Sejauh ini, penanganan pada hepatitis B akut tidaklah memerlukan pengobatan khusus, karena tubuh memiliki sistem imun yang dapat melawan virus itu sendiri.
Berbeda dengan hepatitis B akut, pada hepatitis B kronis, kerusakan hati sudah lebih parah dan memerlukan pengobatan khusus. Penderita hepatitis B kronis perlu menjalani pengobatan dengan mengonsumsi obat antivirus untuk menekan replikasi virus serta pemantauan rutin oleh tenaga medis guna mendeteksi komplikasi seperti sirosis atau kanker hati sejak dini.
Jika kerusakan hati sudah terlalu berat, transplantasi hati menjadi langkah terakhir yang harus dilakukan. Prosedur ini bertujuan untuk menggantikan hati yang rusak guna menjaga kelangsungan hidup pasien.
Hepatitis B adalah ancaman yang bisa menyerang tanpa pandang usia dan berpotensi menyebabkan komplikasi serius jika tidak segera diatasi. Mencegah lebih baik daripada mengobati, jangan abaikan langkah-langkah preventif seperti vaksinasi dan menjaga kebersihan diri serta lingkungan.
Segera periksakan diri ke fasilitas kesehatan jika Anda atau orang terdekat menunjukkan gejala teinfeksi hepatitis B. Lindungi kesehatan Anda dan keluarga sekarang juga!
Artikel ditulis oleh dr. Muhammad Yamin Lubis, Sp.PD-KGEH, FINASIM (Dokter Spesialis Penyakit Dalam - Konsultan Gastro Entero Hepatologi RS EMC Sentul).